Kamis, 27 Mei 2010

Disusun Oleh :
Andryana Yuniawaty
Dewi Sriati
Ela Solihati Aksya
Frimi Risa
Nisa Rahmatunisa
Rehana Nurina Fakhri
Rena Rahmatun Nisa
Reni Yuniarti

Semester 4b
Akademi Kebidanan Prima Husada Bogor
2009-2010

















Jamur Tiram dan Cara membudidayakan nya


PENDAHULUAN

Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, penulis menyusun proposal pengembangan usaha jamur tiram ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional usaha.

Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin Pleurotus ostreatus ini masih tergolong baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua, Lembang, Jawa Barat pada tahun 1988, dan pada waktu itu petani dan pengusaha jamur tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun 1995, para petani di kawasan Cisarua, yang semula merupakan petani bunga, peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya, beberapa industri berskala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan memiliki badan hukum.

Sekilas tentang Jamur Tiram

panen jamur tiram

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.

Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :

  • Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.
  • Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan.
  • Antitumor, antioksidan, dll.

Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak diperlukan dalam skala besar.

Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20 – 28°C, dengan kelembaban 80 – 90 %. Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.

Latar Belakang

Pemilihan bentuk usaha budidaya jamur tiram ini dilatarbelakangi oleh :

v Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur tiram yang telah jelas serta permintaan pasar yang selalu tinggi memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur tiram.

v Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.

v Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur tiram.

v Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia bisnis.

Visi

Menjadi industri budidaya jamur tiram yang memenuhi kebutuhan jamur tiram dalam negeri khususnya daerah Bogor sekitarnya dan Indonesia pada umumnya.

Misi

  • Meningkatkan taraf hidup petani dengan menghasilkan jamur berkualitas baik.
  • Memperkenalkan jamur tiram secara luas kepada masyarakat melalui pendekatan kualitas (cita rasa, mutu dan kesegaran) dan pendekatan pelayanan konsumen.
  • Membuka pelatihan budidaya jamur tiram kepada masyarakat secara luas
  • Mensosialisasikan manfaat jamur tiram bagi kesehatan masyarakat sekitar Bogor pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

ANALISIS PASAR

Deskripsi produk

Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa :

- Jamur Tiram segar

- Produk turunan Jamur Tiram seperti kripik jamur, jamur goreng tepung, jamur siap masak dalam kemasan plastik, dll.

Prospek Pasar

Budidaya jamur tiram di Kota Bogor telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:

  1. Permintaan jamur tiram di daerah Bogor dan sekitarnya mencapai 7 -10 ton /hari. Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 2,5 – 3 ton /hari. Ini berarti terdapat gap sebesar 4 – 7 ton/hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana budidaya jamur tiram ini.
  2. Pasar jamur tiram saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten sehingga diperlukan produksi jamur tiram dalam skala besar.
  3. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan.
  4. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.

Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar

Target ‘market’ usaha ini adalah konsumen jamur dari ‘house need’ sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar.

Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi ‘suppliers’ jamur tiram masih minim dan masih sangat dibutuhkan.

Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.

Target Pasar

Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik, ‘traditional market’, dan ‘house need’.

Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :

  1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke berbagai wilayah Bogor dan sekitarnya maupun luar Bogor seperti Jakarta, Tangerang, Bandung Cibitung, dll.
  2. Pasar tradisional Bogor dan sekitarnya. Sebagai gambaran, permintaan pasar induk seperti pasar Cisarua atas produk jamur tiram ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.
  3. Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai.

Proyeksi Pengembangan Usaha

Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi, namun usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai berikut :

A. Tahap Industri Kecil Awal

  • Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan kokoh
  • Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur.
  • Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.
  • Penambahan tenaga kerja.
  • Pencarian investor

Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil awal diperkirakan berkisar antara 25 hingga 100 juta rupiah.

B. Tahap Industri Kecil Lanjut

Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Industri ini diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di bidang pemasaran, R & D dan administrasi.

Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah nasional yang produksinya diperkirakan mencapai sedikitnya 100.000 baglog produksi per musim. Tahap industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan mampu memproduksi hingga 9 ton per bulan. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini diperkirakan berkisar antara 150 hingga 200 juta rupiah.

C. Tahap Industri Menengah Nasional

Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja. Investasi yang diperlukan masih dalam analisis.


Rancangan Biaya, Bahan, serta Fungsi :
Adapun rancangan biaya yang dibutuhkan jika luas tanah kurang lebih 10 m2, maka bahan yang dibutuhkan meliputi :
1. Bambu Andong, berfungsi untuk pembuatan gubug, pembuatan tiang dan beberapa reng serta
untuk pembuatan rak-rak yang berfungsi untuk menyimpan baglog dan pertumbuhannya
2. Bilik, berfungsi untuk menutup samping gubug
3. Atap, yang terbuat dari daun kelapa berfungsi untuk menahan hujan dan panas matahari
4. Semen dan pasir, berfungsi untuk mengecor lantai gubuk guna untuk penyiraman agar
kelembaban bisa terjaga dan terhindar dari rayap.
5. Mendatangkan baglog dari pengrajin baglog sekitar 4.000 baglog (karena ini awal
pembudidayaan)
6. Biaya lain-lain :
- Paku
- Tali Rajut (untuk menyabung bambu)
- Membayar tukang (bangunan) sebanyak 3 orang x Rp. 50.000 dengan target 3 hari
- dan biaya lain yang dibutuhkan
Rincian Harga :
- 1 batang bambu Andong (bambu besar)Rp. 20.000 x 70 batang/disesuaikan (untuk
menampung 4.000 baglog) = Rp. 1.400.000,-
- 1 bilik Rp. 5.000 x 10 m2 (disesuaikan) = Rp. 50.000,-
- 1 lembar atap Rp. 3.000 x 10 m2 (disesuaikan) = Rp. 30.000,-
- * 1 sak semen Rp. 50.000 x 5 sak semen (disesuaikan) = Rp. 250.000,-
* 1 engkel pasir = Rp. 150.000,-
- 1 baglog Rp. 1.700 x 4.000,- (disesuikan) = Rp. 6.800.000,-
- Biaya Lain-lain = Rp. 2.000.000,-
Total = Rp.10.680.000.-

Perkiraan Pendapatan Dari Hasil Budidaya Jamur Tiram :
Pendapatan dihitung panen, 1 kali sehari dengan target panen kurang lebih 20 kg dengan 4.000 baglog.
Rincian per hari
1 kg dijual dengan harga rata-rata 6.500 s.d 7.000 x 20 kg = Rp. 130.000 (6.500 x 20) s.d Rp. 140.000 (7.000 x 20). (Disesuaikan)
Biaya yang dikeluarkan untuk pegawai@ sekitar Rp. 25.000, 2 orang = Rp. 50.000,-
Rincian per bulan
1 kg dijual dengan harga rata-rata 6.500 s.d 7.000 x 600 kg = Rp. 3.900.000 (6.500 x 600 kg) s.d Rp. 4.200.000 (7.000 x 600 kg).(Disesuaikan)
Biaya yang dikeluarkan untuk pegawai@ sekitar Rp. 750.000 , 2 orang = Rp. 1.500.000,-

PENUTUP
Biaya yang dirincikan di atas tidak termasuk target yang ditentukan, karena beberapa faktor yang kemungkinan bisa merubah harga bahan-bahan pembudidayaan jamur tiram. begitupun dengan harga per kilo jamur tiram. Demikian pemahaman dan rencana pembudidayaan ini dijelaskan kepada saudara.semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang ingin berwirausaha. sekian dan terima kasih.






1 komentar: